Sabtu, 30 Mei 2009

KESULITAN BELAJAR SISWA

· PENGERTIAN

Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlansung secara wajar. Kadang – kadang lancar, kadang – kadang tidak, kadang – kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang semangat tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Dalam hal dimana anak didik/ siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.

Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.

1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.

3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.

4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.

· JENIS KESULITAN BELAJAR

Jenis kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :

  1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar
    • ada yang berat
    • ada yang sedang
  2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
    • ada yang sebagian bidang studi yang dipelajari, dan
    • ada yang keseluruhan bidang studi.
  3. Dilihat dari sifat kesulitannya
    • ada yang sifatnya permanen / menetap, dan
    • ada yang sifatnya hanya sementara
  4. Dilihat dari segi factor penyebabnya
    • ada yang Karena factor intelligensi, dan
    • ada yang karena factor bukan intelligensi

· CIRI- CIRI SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR

a. Gangguan Persepsi Visual

  • Melihat huruf/angka dengan posisi yang berbeda dari yang tertulis, sehingga seringkali terbalik dalam menuliskannya kembali.
  • Sering tertinggal huruf dalam menulis.
  • Menuliskan kata dengan urutan yang salah misalnya: ibu ditulis ubi.
  • Kacau (sulit memahami) antara kanan dan kiri.
  • Bingung membedakan antara obyek utama dan latar belakang.
  • Sulit mengkoordinasi antara mata (penglihatan) dengan tindakan (tangan, kaki dan lain-lain).

b. Gangguan Persepsi Auditori

  • Sulit membedakan bunyi; menangkap secara berbeda apa yang didengarnya.
  • Sulit memahami perintah, terutama beberapa perintah sekaligus.
  • Bingung/kacau dengan bunyi yang datang dari berbagai penjuru (sulit menyaring) sehingga susah mengikuti diskusi, karena sementara mencoba memahami apa yang sedang didengar, sudah datang suara (masalah) lain.

c. Gangguan Belajar Bahasa

  • Sulit memahami/menangkap apa yang dikatakan orang kepadanya.
  • Sulit mengkoordinasikan/mengatakan apa yang sedang dipikirkan.

d. Gangguan Perseptual - Motorik

  • Kesulitan motorik halus (sulit mewarnai, menggunting, menempel, dsb.)
  • Memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.

e. Hiperaktivitas

  • Sukar mengontrol aktifitas motorik dan selalu bergerak (tak bisa diam)
  • Berpindah-pindah dan satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikannya
  • Impulsif

f. Kacau (distractability)

  • Tidak dapat membedakan stimulus yang penting dan tidak penting
  • Tidak teratur, karena tidak memiliki urutan- urutan dalam proses pemikiran
  • Perhatiannya sering berbeda dengan apa yang sedang dikerjakan (misalnya melamun atau mengkhayal saat belajar disekolah)

· FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR

Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai factor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar.

A.

Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi:

1).

Faktor fisiologi

Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit factor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.

2).

Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ factor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.

B.

Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi ;

1).

Faktor-faktor sosial

Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.

2).

Faktor-faktor non- sosial

Faktor-faktor non-sosial yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.

· CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR

ü Pengumpulan data. Yaitu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terhadap obyek (siswa yang bermasalah) guna menemukan penyebab kesulitan belajar pada siswa.

ü Pengolahan data. Agar diketahui sumber utama kesulitan belajar pada siswa secara tepat, maka data yang terkumpul harus diolah secara cermat karena masih mentah, belum dianalisis.

ü Diagnosis, yaitu keputusan menentukan sumber kesulitan belajar.

ü Prognosis, yaitu ramalan mengenai bantuan yang akan diberikan dalam mengatasi kesulitan belajar.

ü Tretment/perlakuan, yaitu pemberian bantuan, seperti remedial teaching, bimbingan belajar, dan mengatasi masalah pribadi.

Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah tretment yang telah diberikan berhasil atau gagal, apakah ada kemajuan belajar pada diri siswa atau tidak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar